Sejarah Kubu Aneuk Manyak, Dari Perjalanan ke Tragedi

tangkap layar youtube Kisah Kubu Aneuk Manyak. dok. youtube/@HABA ASA News

Kubu Aneuk Manyak: Kisah tragis Murhaban dan anaknya, sejarah keramat di Aceh Barat yang penuh cerita heroik dan pilu.

KLIK CHANNELKU - Kalau kalian pernah dengar tentang Kubu Aneuk Manyak, pasti penasaran dong, kenapa tempat ini disebut keramat dan punya cerita seram sekaligus bersejarah? Nah, yuk kita telusuri kisah nyata di balik kuburan ini yang terletak di kawasan Neungoh Ukheue Kayee, Gampong Bangkeh, Aceh Barat. Dijamin, selain seru, kalian juga bakal dapet informasi lengkap tentang sejarah dan tragedi yang terjadi di sana!

Perjalanan Murhaban dan Awal Tragedi

Jadi ceritanya, Kubu Aneuk Manyak ini bermula dari perjalanan seorang lelaki bernama Tengku Murhaban asal Meulaboh. Sekitar tahun 1932, Murhaban menikahi seorang dara cantik bernama Maisarah dari Geumpang Keumala, Pidie. Dari pernikahan itu lahirlah seorang putra yang lucu dan tampan. Tapi, kebahagiaan keluarga ini tak bertahan lama. Maisarah meninggal saat anaknya baru berusia 4 tahun. Sejak saat itu, Murhaban menjadi satu-satunya pelipur lara bagi si kecil.

Hingga pertengahan 1935, Murhaban memutuskan pulang ke kampung halamannya di Meulaboh. Semua hartanya—termasuk uang emas dan benda berharga lainnya—dibawa pulang. Berita kepulangan ini pun tersebar hingga diketahui oleh seorang sahabat dekatnya. Tanpa curiga, Murhaban memberi tahu tanggal keberangkatannya.

Ayah dan anak itu memulai perjalanan panjang, ditemani sahabat setia mereka. Mereka sempat bermalam di rumah Geuchik M. Daud di Gampong Bangkeh dengan penuh rasa hormat. Namun, keesokan harinya, sahabat mereka tiba-tiba kembali ke Gampong Bangkeh mengaku sakit dan tidak bisa melanjutkan perjalanan. Murhaban dan anaknya pun melanjutkan perjalanan sendirian.

Tragedi Neungoh Ukheue Kayee

Nah, di sinilah tragedi terjadi. Beberapa hari kemudian, serdadu Belanda menemukan dua mayat di Neungoh Ukheue Kayee—Murhaban dan putranya yang masih kecil—dalam kondisi mengenaskan. Leher keduanya digorok dan tubuhnya tercabik-cabik oleh senjata tajam. Mayat ini kemudian dikuburkan dalam satu lobang karena kondisi yang sudah membusuk.

Penyelidikan warga setempat mengungkap fakta mengejutkan: sahabat yang menemani mereka ternyata pelaku pembunuhan. Motifnya sederhana tapi kejam, yaitu untuk merebut harta Murhaban. Sang sahabat akhirnya ditangkap dan dijatuhi hukuman sesuai hukum adat saat itu.

Sejak saat itu, Kubu Aneuk Manyak diyakini sebagai makam keramat. Terutama karena korban termasuk anak yang tak berdosa. Untuk mengenang tragedi ini, masyarakat setempat menamai Dusun Kubu Aneuk Manyak di Gampong Tungkop, Kecamatan Sungai Mas, Aceh Barat, sebagai pengingat sejarah yang heroik sekaligus tragis. Bahkan, di samping makam dibangun musalla Al-Muhajirin sebagai tempat ibadah bagi pejalan kaki dan pelintas jalan yang singgah, termasuk mahasiswa yang pulang kampung.

Kisah Kubu Aneuk Manyak bukan sekadar cerita seram, tapi juga pengingat bahwa jalur di kaki Gunung Geurutee ini dulunya merupakan jalur penting perdagangan dan perjalanan. Banyak orang melewati jalur ini demi mencari kehidupan yang lebih baik, tapi juga harus menghadapi risiko besar. Jadi, kalau suatu hari kalian lewat sana, jangan hanya sekadar lewat. Kenanglah sejarahnya, dan pahami bahwa tempat ini menyimpan kisah tentang pengorbanan, tragedi, dan keberanian manusia.***

Baca Juga

No comments

Theme images by Leontura. Powered by Blogger.