Komisi I DPR Uji 24 Calon Dubes RI, Soroti Diplomasi dan Perlindungan WNI
Jakarta – Suasana kompleks parlemen Senayan mendadak sibuk. Sabtu (5/7), Komisi I DPR RI memeriksa 24 calon duta besar luar biasa dan berkuasa penuh (LBBP) untuk negara sahabat dan organisasi internasional. Uji kelayakan dan kepatutan ini bukan sekadar formalitas, melainkan penentuan arah diplomasi Indonesia ke depan.
Para calon dubes menghadapi serangkaian pertanyaan tajam dari anggota dewan. Fokus utama: perlindungan warga negara Indonesia (WNI), implementasi politik luar negeri bebas aktif, dan dukungan terhadap visi Presiden Prabowo Subianto dalam mencapai Astacita.
Indroyono Soesilo, mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman yang digadang menjadi calon Dubes RI untuk Amerika Serikat, irit bicara saat dicegat wartawan. "Doain dulu, deh, masih proses, belum selesai," ucapnya singkat sambil meninggalkan area uji.
Berbeda dengan Indroyono, Abdul Kadir Jailani, mantan Dubes RI untuk Kanada yang kini dipersiapkan menjadi wakil Indonesia di Jerman, membeberkan sejumlah poin yang dia sampaikan dalam forum DPR. Ia menjelaskan bahwa program kerja yang disusunnya merupakan manifestasi dari arah baru pemerintahan.
"Kita tahu bahwa program kerja yang hendak kita sampaikan itu merupakan perwujudan dari visi-misi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, yaitu untuk mencapai Astacita," ujarnya.
Abdul Kadir tak menjelaskan secara rinci isi program tersebut, tetapi ia menegaskan pentingnya perlindungan WNI dan komitmen terhadap prinsip politik luar negeri yang bebas aktif. Ia menyebut bahwa setiap calon dubes menyampaikan program kerja masing-masing sesuai karakter negara tujuan. "Pada umumnya semua calon duta besar hanya menyampaikan rancangan program kerjanya masing-masing karena tentunya setiap perwakilan memiliki karakteristik yang berbeda-beda," tambahnya.
Sementara itu, Nurmala Kartini Pandjaitan Sjahrir, mantan Dubes RI untuk Argentina, Paraguay, dan Uruguay yang kini diusulkan menjadi Dubes RI untuk Jepang, menyebut sesi uji kelayakan berjalan lancar. Ia menyoroti pentingnya penguatan kerja sama bilateral, terutama dalam sektor strategis seperti ekonomi, ketenagakerjaan, dan hilirisasi sumber daya alam.
"Kita ada program hilirisasi. Nah Jepang ini adalah suatu negara yang maju, baik teknologinya di dalam segala hal, tapi jangan lupa Indonesia ini adalah negara dengan sumber daya alam yang luar biasa, juga kita punya sumber daya manusia yang sedang kita tingkatkan kualitasnya menuju Indonesia Emas 2045," jelas Nurmala.
Ia menambahkan bahwa kerja sama tenaga kerja dengan Jepang semakin terbuka, sehingga peluang peningkatan kualitas SDM Indonesia harus dimanfaatkan secara maksimal. "Saya kira dalam soal ketenagakerjaan, betul, kita harus menggunakan kesempatan ini karena Jepang betul-betul dalam soal itu memberikan perhatian yang banyak. Dan sekarang, dalam kerja sama kita, Jepang jauh lebih terbuka, lebih fleksibel, sehingga akan memudahkan kepada kita untuk mendapatkan alih teknologi kemampuan dalam meningkatkan keterampilan SDM kita," ujarnya.
Ketua Komisi I DPR RI, Utut Adianto, mengonfirmasi bahwa 12 calon dubes diuji pada hari Sabtu dan sisanya pada Minggu (6/7), dalam dua sesi. Pagi hari, DPR memeriksa calon dubes untuk Amerika Serikat, Jerman, Perserikatan Bangsa-Bangsa, Singapura, Jepang, dan Slovakia.
Sementara Wakil Ketua Komisi I, Sukamta, menyebut bahwa sesi siang melibatkan calon dubes untuk Belanda, Vietnam, Jenewa, Qatar, Abu Dhabi, dan Brasil.
Tak hanya sekadar ujian administratif, proses ini menjadi panggung pembuktian bagi para calon dubes bahwa mereka layak mengemban tugas sebagai wajah Indonesia di kancah global. Diplomasi, perlindungan WNI, hingga kesiapan menghadapi tantangan geopolitik menjadi sorotan utama parlemen dalam proses seleksi ini. [antara]
Disclaimer:
Artikel ini telah tayang sebelumnya di https://www.antaranews.com/berita/4945805/beragam-respons-calon-dubes-usai-uji-kelayakan-di-dpr dengan judul: Beragam respons calon dubes usai uji kelayakan di DPR
No comments